Nama : Agnes Suganda
Kelas : 3EA36
NPM : 17215756
UNIVERSITAS GUNADARMA CENGKARENG
DEFINISI ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI
SEBUAH PROFESI
A. Pengertian Etika Bisnis
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
v Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
v Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
v Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
B.
Hakekat Mata Kuliah Etika Bisnis
Seperti pengertian dia
atas tentang etika bisnis maka hakikat mata kuliah etika bisnis menurut ahli
yaitu menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun
pandangan dari sudut moral. Yaitu bertujuan agar mahasiswa dapat
menganalisis suatu permasalahan atas asumsi- asumsi bisnis yang di kemukakan.
Karena suatu bisnis beroperasi dalam suatu system ekonomi maka tugas etika
bisnis dalam hakikatnya mengemukakan pertanyaan tentang system ekonomi,
memunculkan sebuah pertanyaan tentang tepat tidaknya untuk menilai sebuah
system ekonomi ataupun struktur bisnis.
HakikatBisnis
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia ( produk atau jasa ) yang bermanfaat bagi masyarakat. Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia ( produk atau jasa ) yang bermanfaat bagi masyarakat. Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya
C.
Etika Moral, hukum dan agama dalam bisnis
Moralitas adalah pedoman
yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau
baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai
jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan
nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral
baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”,
“membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya
diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau
ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan
itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari
keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi,
majalah, music dan perkumpulan.
Hakekat
standar moral :
1.
Standar moral berkaitan dengan persoalan
yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan
menguntungkan manusia.
2.
Standar moral tidak dapat ditetapkan atau
diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
3.
Standar moral harus lebih diutamakan
daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
4.
Standar moral berdasarkan pada
pertimbangan yang tidak memihak.
5.
Standar moral diasosiasikan dengan emosi
tertentu dan kosa kata tertentu.
6.
Standar moral, dengan demikian, merupakan
standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi
serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui
kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang
pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi
dan kosa kata tertentu.
Seperti pengertian
moralitas di atas, bahwa apabila kita membicarakan sebuah moral maka erat
keterkaitannya dengan hukum, agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari
moral harus di lakukan sebagai pendorong agar berperilaku baik. Begitu pula
dengan kaitannya etika moral dalam suatu bisnis. Apabila mempunyai sebuah moral
yang baik maka akan memberi dampak yang baik dalam sebuah perkembagan bisnis
tersebut serta dapat menjalani hubungan yang baik dengan relasi yang juga baik
dan bermoral. Moral di dapat dari sebuah orang yang mengetahui ajaran agama dan
suatu budaya. Sebuah agama telah mengatur seseorang dalam melakukan segala hal
termasuk berhubungan dengan orang yang mempunyai sebuah pekerjaan dalam bidang
bisnis. Sebuah moral yang dapat di aplikasikan dalam sebuah etika bisnis yaitu
sebuah kejujuran. Apabila sebuah bisnis dilandasi dengan sebuah kejujuran dalam
setiap transaksi ataupun pengambilan sebuah keputusan maka akan sangat
memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak yang saling terkait dalam sebuah
bisnis.
D.
Klasifikasi Etika
Menurut buku yang
berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika
dapat diklasifikasikan menjadi :
·
Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu
etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia
sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya
di masyarakat secara turun-temurun.
·
Etika Normatif
Etika normatif yaitu
sikap dan perilaku manusia atau massyarakat sesuai dengan norma dan moralitas
yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan
dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi
masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
·
Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu
etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik
terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari
akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas,
tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan
terhadap masyarakat atau pihak lain.
·
Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah
etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan.
Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai
adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari
kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
Egoisme
Egoisme yaitu etika yang
baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik. Utilitarianisme
adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
Etika
Relatifisme
Etika relatifisme adalah
etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara
kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku
bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,
regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi
semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
E. KONSEP ETIKA BISNIS
Konsep etika bisnis
tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997)
budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman,
cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal
ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu
dan pengaturan kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan
memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola
oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut
mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
·
intern,misalnya masalah perburuhan
·
Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
·
Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
·
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
·
Perusahaan tersebut harus dapat menemukan
sesuatu yang baru.
·
Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
·
Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal
tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
·
Visi
·
Misi
·
Tujuan
·
Budaya organisasi